14/05/12

navigasi darat

dalam pendakian tidak kalah pentingnya dalam penguasaan dasar-dasar navigasi darat, ilmu tersebut akan sangat berguna bila kita mengalami musibah yang tidak di inginkan dalam pendakian misal nya tersesat dan juga dalam keadaan survival.

Teknik Dasar Navigasi Darat

PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.

PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.

Bagian-Bagian Peta

1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas tengah peta.

2. Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.

3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus (garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.

4. Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke puncak

6. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan.
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya

7. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta, maka data pada peta tersebut semakin akurat

8. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll

KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering.
Jenis Kompas
  Kompas Bidik/Kompas Prisma

Kompas jenis ini sebagian besar digunakan oleh kalangan militer dan juga oleh kalangan umum.

  Kompas Orientasi

Kompas orientasi sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Menggunakannya sangat mudah, terkadang juga dilengkapi alat bidik. Banyak digunakan dikalangan penggemar mountinering dan orientinering. Kompas ini juga dikenal dengan nama lain yaitu kompas sunto atau kompas silva.

 
 Penggunaan Kompas

Dalam menggunakan kompas kita harus memperhatikan beberapa hal yang dapat mengganggu cara kerja kompas agar akurasi kompas dapat terjamin, sebagai berikut :

ü  Kawat listrik tegangan tinggi (gunakan kompas dengan jarak diatas 60 meter dari kawat listrik tegangan tinggi agar terhindar dari pengaruh medan magnet arus listrik).

ü  Kawat Telegraf (ambil jarak lebih dari 40 meter dari kawat telegraf)

ü  Jauhkan dari benda-benda logam (pisau, jam tangan, kepala ikat pinggang, gelang/cincin)

 

Tata cara menggunakan kompas prisma
ü  Buka tutup kompas dan posisikan tutupnya hingga tegak lurus.

ü  Tarik cincin untuk jempol.

ü  Masukan ruas pertama jempol kanan ke dalam cincin tersebut.

ü  Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak, jari-jari lain memegang penutup kompas.

ü  Lengan lurus ke depan.

ü  Bisa juga meletakan kompas pada tongkat statis.

ü  Dekatkan kompas ke depan mata.

ü  Untuk mencari tanda/titik yang dijadikan patokan dalam membidik pilih benda yang jauh tetapi jelas terlihat dan tidak terhalang, hasil bidikan angkanya bisa dilihat pada kompas. misalnya angka 40 maka di sebut azimut 40°

ü  Kemudian bergerak menuju titik yang telah di bidik oleh kompas tadi.

ü  Setelah sampai di titik yang dituju kemudian bidik titik berikutnya, demikian seterusnya secara berulang.

ü  Apabila dalam perjalanan bernavigasi kita mendapat rintangan yang sangat sukar untuk dilalui misalnya : danau, tebing curam, bebatuan besar, rawa-rawa, hutan yang rapat/lebat, semak belukar yang berduri, sungai deras/dalam dan lain-lain. Maka untuk mengatasi rintangan tersebut kita menggunakan cara sebagai berikut :

v  Mengatur peta (samakan utara peta dan utara pada kompas)

v  Tentukan titik awal (titik A) pada rintangan yang dihadapi, misalnya tujuan yang dituju mempunyai sudut kompas/azimut 315°.

v  Dari titik A ini kita akan berbelok ke kanan menuju titik B, lalu tambahkan sudut kompas 90° dengan memutar rumah kompas searah jarum jam hingga menunjuk angka 45° kemudian bergerak sesuai dengan sudut kompas tersebut sambil menghitung jarak hingga sampai pada titik B.

v  Dari titik B kita berbelok lagi ke kiri ke arah titik C lalu kurangi sudut kompas 90° dengan memutar rumah kompas berlawanan dengan arah jarum jam hingga menunjuk angka 315° kemudian bergerak sesuai dengan sudut kompas tersebut sampai rintangan berhasil dilewati.

v  Dari titik C kemudian kita belok lagike arah titik D lalu kurangi sudut kompas 90° dengan cara memutar rumah kompas berlawanan dengan arah jarum jam hingga menunjukan angka 225° kemudian bergeraklah sesuai dengan sudut kompas tersebut ke arah titik D sambil menghitung jaraknya (harus sama dengan jarak dari titik A ke titik B).

v  Sampai di titk D tambahkan sudut kompas 90° lagi hingga sudut kompas sama saat sebelum melakukan putaran mengelilingi rintangan yaitu 315°.

 Hal yang akan mempermudah kita adalah dengan menandai titik awal kita berbelok (titik A) agar saat sampai pada titik D kita bisa mengukur sudut titik A dari titik D, yaitu nilai back azimutnya 135°. ((back azimut adalah bila jumlah sudut kompas titik yang dicari lebih dari 180° maka untuk mendapatkan nilai back azimut adalah jumlah sudut kompas titik tersebut dikurangi dengan 180°. Dan apabila jumlah sudut kompas yang dicari kurang dari 180° maka untuk mendapatkan nilai back azimutnya adalah jumlah sudut kompas titik tersebut harus ditambahkan dengan 180°.)

Alat bantu navigasi lainnya :

v  Altimeter : alat untuk mengukur ketinggian, alat ini bekerja berdasarkan tekanan udara yang berkurang sesuai dengan bertambahnya angka ketinggian.

v  Kurvimeter : alat ini untuk mengukur jarak di peta, cara kerjanya dengan menggulirkan roda kecil yang akan menggerakan jarum penunjuk yang menunjukan jarak berdasarkan skala peta.

v  Protractor : alat bantu saat kita melakukan ploting/sket dipeta setelah mendapatkan sudut kompas/azimut.
 
 TEKNIK DASAR ORIENTASI
Kemampuan orientasi medan sangat diperlukan oleh kita yang sering beraktifitas di kawasan pegunungan atau alam bebas. Orientasi medan adalah kemampuan dalam mengenali tanda-tanda alam yang ada di lapangan dan mencocokanya dengan peta. Sebelum memulai perjalanan memasuki kawasan hutan atau pegunungan ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu posisi awal di peta atau minimal untuk mengenali beberapa tanda alam yang bisa dijadikan patokan selama perjalanan. Tanda-tanda alam yang dimaksud adalah bentangan alam yang cukup mencolok sehingga mudah di ingat misalnya : gunung atau bukit, lembah, pertemuan anak sungai, muara sungai, delta sungai, batu besar, alur, kelokan jalan, ujung desa, batas hutan dan lain-lain.

Sebelum memulai orientasi medan dengan bantuan peta dan kompas maka utara peta dan utara kompas harus disamakan (disejajarkan) terlebih dahulu.

Untuk mendapatkan informasi dalam orientasi medan seperti nama sungai, nama bukit, nama lembah, nama tempat khas dan lainnya yang terdapat di peta dengan posisi sebenarnya di lapangan kita bisa meminta bantuan pada penduduk setempat. Setelah kita punya informasi yang cukup barulah kita bisa melakukan langkah-langkah orientasi medan sebagai berikut :

Carilah daerah yang terbuka agar pandangan kita bisa melihat dan mengenali tanda-tanda alam yang mudah di ingat.
Letakan peta dihadapan kita pada bidang yang rata.
Samakan utara peta dan utara kompas dengan cara menghadapkan arah atas peta ke arah utara dan letakan kompas di atasnya. Kemudian samakan garis tegak lurus pada peta sama lurus dengan jarum kompas, dengan demikian kita bisa membaca bentangan alam yang ada di depan kita.
Resection/mencari tanda-tanda alam yang ada di daerah sekitar kita kemudian temukan atau samakan dengan yang ada di peta, minimal ada dua buah tanda alam.
Ingatlah tanda alam ini baik bentuk dan tempatnya dilapangankemudian beri tanda pada peta.
Setelah memahami penggunaan peta, kompas dan orientasi medan maka gabungan ketiga teknik tersebut bisa kita aplikasikan dalam melakukan aktifitas di alam bebas atau pegunungan, baik pada saat melaksanakan tugas pekerjaan lapangan maupun dalam menyalurkan hoby bertualang di alam bebas (adventure mounteenering).
 


MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar, misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar