25/05/12

P3K para pendaki


Metode P3K Di Alam Bebas berikut ini adalah sebuah metode penanganan atau penanggulangan pertama pada satu gangguan ataupun kecelakaan yang biasa terjadi saat berkegiatan di alam bebas. Banyak yang sebenarnya mudah kita lakukan, tetapi jarang yang mau ataupun sigap dalam melakukan pertolongan pertama dan awal apabila ada rekan lain yang mengalami kecelakaan di alam terbuka.



A. PINGSAN ( Syncope / collapse ) 
Yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ), hiploglikemia, animea.

Gejala
· Perasaan limbung
· Pandangan berkunang - kunang
· Telinga berdenging
· Nafas tidak teratur
· Muka pucat
· Biji mata melebar
· Lemas
· Keringat dingin
· Menguap berlebihan
· Tak respon ( beberapa menit )
· Denyut nadi lambat

Penanganan
1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan

B. DEHIDRASI
Yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit ( K, Na, Cl, Ca ). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan / banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.

Gejala dan tanda
Dehidrasi ringan
· Defisit cairan 5% dari berat badan
· Penderita merasa haus
· Denyut nadi lebih dari 90x / menit

Dehidrasi sedang
· Defisit cairan antara 5 - 10% dari berat badan
· Nadi lebih dari 90x / menit
· Nadi lemah
· Sangat haus

Dehidrasi berat
· Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
· Hipotensi
· Mata cekung
· Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
· Kejang - kejang

Penanganan
1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2. mengganti elektrolit yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4. Memberantas penyebabnya
5. Rutinlah minum jangan tunggu haus

C. ASMA
Yaitu penyempitan / gangguan saluran pernafasan.

Gejala
· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
· Canned be heard the voice of the additional breath (Kalengan menjadi terdengar suara dari nafas tambahan)
· Otot Bantu nafas terlihat menonjol ( dileher )
· Irama nafas tidak teratur
· Terjadinya perubahan warna kulit ( merah / pucat / kebiruan / sianosis )
· Kesadaran menurun ( gelisah / meracau )

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan ½ duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen ( bantu ) bila diperlukan

D. PUSING / VERTIGO / NYERI KEPALA
Yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.

Gejala
· Kepala terasa nyeri / berdenyut
· Kehilangan keseimbangan tubuh
· Lemas

Penanganan
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab

E. MAAG / MUAL
Yaitu gangguan lambung / saluran pencernaan.

Gejala
· Perut terasa nyeri / mual
· Berkeringat dingin
· Lemas

Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat ( teh / kopi )
3. Jangan beri makan terlalu cepat

F. LEMAH JANTUNG 
Yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.

Gejala
· Nyeri di dada
· Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
· Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
· Denyut nadi tak teraba / lemah
· Gangguan nafas
. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
· Kepala terasa ringan
· Lemas
· Kulit berubah pucat / kebiruan
· Keringat berlebihan

Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi ½ duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan / minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian ( harus ada orang lain didekatnya )

F. HISTERIA
Yaitu sikap berlebih - lebihan yang dibuat - buat ( berteriak, berguling - guling ) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

Gejala
· Seolah - olah hilang kesadaran
· Sikapnya berlebihan ( meraung - raung, berguling - guling di tanah )
· Tidak dapat bergerak / berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi

G. MIMISAN
Yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim ( terlalu panas / terlalu dingin )/ kelelahan / benturan.

Gejala
· Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
· Kadang disertai pusing

Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk / nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5 / 10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

H. KRAM
Yaitu otot yang mengejang / kontraksi berlebihan.

Gejala
· Nyeri pada otot
· Kadang disertai bengkak

Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

I. MEMAR
Yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.

Gejala
· Warna kebiruan / merah pada kulit
· Nyeri jika di tekan
· Kadang disertai bengkak


Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka

J. KESELEO
Yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala
· Bengkak
· Nyeri bila tekan
· Kebiruan / merah pada derah luka
· Sendi terkunci
· Ada perubahan bentuk pada sendi

Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es / dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

K. LUKA
Yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba - tiba karena kekerasan / injury.

Gejala
· Terbukanya kulit
· Pendarahan
· Rasa nyeri


Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic ( alcohol / boorwater )
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan ( jika pendarahannya besar )
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:

1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
o Keluarkan tanpa menyinggung luka
o Kasa / balut steril ( jangan dengan kapas atau kain berbulu )
o Evakuasi korban ke pusat kesehatan

2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

L. PENDARAHAN 
Yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara:

1. Tenaga / mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
2. Fisika:
· Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
· Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
3. Kimia: Obat - obatan
4. Biokimia: vitamin K
5. Elektrik: diahermik

M. PATAH TULANG / FRAKTUR
Yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian.

Gejala
· Perubahan bentuk
· Nyeri bila ditekan dan kaku
· Bengkak
· Terdengar / terasa ( korban ) derikan tulang yang retak/patah
· Ada memar ( jika tertutup )
· Terjadi pendarahan ( jika terbuka )
Jenisnya
· Terbuka ( terlihat jaringan luka )
· Tertutup

Penanganan
Tenangkan korban jika sadar.

Untuk patah tulang tertutup
1 Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat)
Sensasi ( respon nyeri )
Sirkulasi ( peredaran darah )
2. Ukur bidai disisi yang sehat
3. Pasang kain pengikat bidai melalui sela - sela tubuh bawah
4. Pasang bantalan didaerah patah tulang
5. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
6. Ikat bidai
7. Periksa GSS

Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergeseran tulang yang patah
2. memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3. mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan

N. LUKA BAKAR 
Yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda - benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atau zat - zat yang bersifat membakar )

Penanganan
1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
. Perhatikan keadaan umum penderita
3. Pendinginan
· Membuka pakaian penderita / korban
· Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air

1. Mencegah infeksi
o Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
o Penderita dikerudungi kain putih
o Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll

2. Pemberian sedative / morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3. Bila luka bakar luas penderita dikuasakan
4. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24 - 48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.

O. HIPOTERMIA
Yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin.

Gejala
· Menggigil / gemetar
· Perasaan melayang
· Nafas cepat, nadi lambat
· Pandangan terganggu
· Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat

Penanganan
1. Bawa korban kdtempat hangat
2. Jaga jalan nafas tetap lancar
3. Beri minuman hangat dan selimut
4. Jaga agar tetap sadar
5. Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak ( jika masih kedinginan )

P. KERACUNAN MAKANAN DAN MINUMAN

Gejala
· Mual, muntah
· Keringat dingin
· Wajah pucat / kebiruan

Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

Q. GIGITAN BINATANG
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa ( beracun ) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:

· Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
· Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:

Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita / korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa / racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Hematotoksin ( keracunan dalam )
2. Neurotoksin ( bisa / racun menyerang sistem saraf )
3. Histaminik ( bisa menyebabkan alergi pada korban )

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata - rata penderita biasanya takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama:

1. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.

2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat

3. Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan

o Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
o Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o Berikan kompres es
o Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg / im untuk menghilangkan rasa nyeri

4. Perawatan luka

o Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan ( selama tidak ada luka di mulut ).

5. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa ( antifenin )

6. Perbaikan sirkulasi darah

o Kopi pahit pekat
o Kafein nabenzoat 0,5 gr im /iv
o Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor

7. Obat - obatan lain
o Ats
o Toksoid tetanus 1 ml
o Antibiotic misalnya: PS 4:1

Gigitan Lipan
Ciri - ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4 - 5 jam

Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik

Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri - ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah - merahan ( lintah )

Penanganan
1. Lepaskan lintah / pacet dengan bantuan air tembakau / air garam
2. Bila ada tanda - tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

Sengatan Lebah / Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.


Perhatian:
· Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat - sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
· Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

1 komentar: